Stressnya bekerja remote

Bismillah…

Ketika pertama kali mengenal dan mempraktekkan kerja remote atau remote working,salah satu pemahaman saya adalah bekerja remote itu berarti bekerja dari rumah.

Wah enak banget… adalah rata-rata respon yang saya terima ketika saya menceritakan bagaimana teknis bekerja remote.

Meski bekerja bisa dari rumah, realitanya bekerja remote tidak selalu seindah yang dibayangkan.

Banyak cerita yang saya dapatkan juga dari kawan-kawan saya yang kerja remote di perusahaan lain.

Karena kita bekerja remote otomatis seluruh komunikasi yang digunakan haruslah online.

Karena itu para pemilik bisnis biasanya menyediakan saluran komunikasi untuk kita berupa group chat.

Dari group chat tersebut para pemilik bisnis bisa memberikan instruksinya secara langsung.

Hal pertama yang membuat kerja remote cukup membuat stress adalah interupsi.

Dengan adanya group chat tersebut terkadang si pemilik bisnis berharap kalau setiap pesan yang masuk harus segera dibalas saat itu juga.

Alasannya adalah agar komunikasi tetap intens meskipun bekerja jarak jauh.

Dengan begini, kita yang mungkin sedang mengerjakan sesuatu yang lebih penting dari sekedar membals pesan menjadi terganggu.

Dirasa kurang cukup, terkadang si pemilik bisnis karena egonya dari pesan yang belum dibalas menelepon ditengah-tengah pekerjaan serius.

Belum lagi dari group chat yang digunakan untuk berkomunikasi sering kali, kita atau tim kita ketinggalan, atau kehilangan isi pesan. 

Setelah itu biasanya seseorang (biasanya kita sendiri), harus mengulangi instruksi atau penjelasan yang sudah kita jelaskan sebelumnya.

Terjadi proses pengulangan dan itu melelahkan.

Lama kelamaan, masalah-masalah sederhana ini akan membuat kita mengalami kelelahan mental dan menghabiskan waktu dalam bisnis/ pekerjaan kita.

______

Namun, semua hal diatas tidak pernah terjadi di KIRIM.EMAIL.

Cerita diatas menurut kami bukanlah cara bekerja remote, cerita diatas hanya bekerja yang di online-kan saja.

Bekerja remote menurut saya bukan hanya tentang bekerja dari rumah, tapi lebih merujuk pada bekerja di tempat di mana kita bisa mengerjakan dan menyelesaikan sebuah pekerjaan secara baik (efektif, efisien dan baik).

Inti bekerja remote bagi saya bukan lagi masalah di mana akan bekerja, tetapi lebih pada di mana saya bisa menyelesaikan pekerjaan secara lebih baik

Bekerja remote tidak bisa menggunakan cara-cara berkomunikasi selayaknya bekerja di kantor pada umumnya.

Group chat menurut saya bagus untuk komunikasi yang cepat, mendesak (urgent), atau candaan-candaan singkat antar tim.

Namun, TIDAK semua komunikasi pekerjaan dalam bisnis Anda akan mendesak

Bekerja remote punya cara berkomunikasinya sendiri, cara tersebut biasa di sebut dengan Asynchronous communication

Yaitu komunikasi tidak sinkron, karena menurut kami pembunuh produktivitas no 1 dalam pekerjaan adalah interupsi.

Dan terkadang interupsi tersebut datangnya dari atasan atau si pemilik bisnis itu sendiri, yang mungkin memiliki ego bahwa pesan nya harus segera dibalas saat itu juga.

Sudah 3 tahun kami tidak melakukan meeting (secara langsung, ketemuan), karena mayoritas meeting isinya hanya menghabiskan waktu. 

Dan lagi, kami tidak bisa ketemuan setiap hari karena anggota Tim di KIRIM.EMAIL sudah tersebar hingga 25 kota berbeda.

Lalu, bagaiamana cara menerapkan Asynchronous communication (Komunikasi tidak sinkron) pada bisnis Anda?

Dan bagiamana agar tetap produktif meski dari jarak jauh dan minim kumunikasi?

Semua akan dibahas melalui kelas offline kita. Daftar langsung kelasnya disini:

https://kirim.email/remoteclass/.

Sampai ketemu dikelas!

-Dion Arfan

Komentar