Bismillah…
"80% Pembelian membutuhkan 5 kali follow-up, tapi 44% pebisnis online berhenti saat penawaran pertama.”
- Hubspot
Sebuah pernyataan menarik dari Hubspot.
Itu artinya, 44% pebisnis online akan mengalami kegagalan dalam 80% penawaran atau penjualan yang mereka lakukan.
Itu artinya juga 80 dari 100 kali penawaran produk Anda akan ditolak, atau gagal pada penawaran pertama.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Karena pada dasarnya seseorang tidak akan langsung membeli produk Anda sebelum benar-benar mengenal bisnis Anda.
Sebuah riset yang dikeluarkan thefinancialbrand.com malah menyebutkan bahwa seseorang baru akan membeli produk Anda setelah 16 kali melihat iklan Anda.
Artinya ada 16 tahapan dari seseorang untuk mengenal bisnis Anda.
Fakta ini juga yang akhirnya para pebisnis besar gencar melakukan follow up.
Follow up sendiri ada beberapa jenis.
Untuk versi otomatis Anda bisa gunakan retargeting dari iklan berbayar seperti facebook ads atau google ads misalnya.
Kekurangannya dengan retargeting, semakin sering dan lama iklan Anda muncul berarti budget iklan yang Anda butuhkan juga tidak sedikit.
Untuk versi manual Anda bisa gunakan email seperti ini atau gunakan layanan chat seperti WhatsApp.
Namun berbeda dengan Whatsapp, menggunakan email Anda juga bisa otomatisasi dengan autoresponder.
Ini bisa menjadi solusi bagaimana mengingatkan lagi calon pelanggan Anda tanpa menghabiskan banyak budget iklan.
Namun muncul pertanyaan lagi:
“Kira-kira bagusan mana email dan whatsapp mas?”
Jelas sekali, melihat budaya Indonesia, maka Whatsapp akan sangat bermanfaat bagi bisnis di Indonesia.
Apalagi kalau target pasarnya emak-emak.
Namun, email memiliki peranan yang berbeda dibandingkan dengan layanan chat seperti WhatsApp.
Karena selain bisa untuk follow up atau menghasilkan penjualan (closing), email juga bisa berfungsi sebagai sumber traffic, atau sumber datangnya pengunjung ke bisnis seseorang.
Artinya, jika posisinya sebagai sumber traffic, maka email bisa dikombinasikan dengan WhatsApp.
Jadi, trafficnya dari email, closingnya di WhatsApp.
Dan, sangking umumnya alur penjualan seperti ini di KIRIM.EMAIL, sampai kami merilis fitur khusus tombol Whatsapp, untuk memudahkan kombinasi email dan WhatsApp ini.
Fleksibilitas sebagai sumber traffic dan saat bersamaan bisa sebagai saluran untuk menutup penjualan inilah yang jarang dimiliki oleh channel pemasaran online yang lain.
Jadi kalau ditanya bagusan mana email dan whatsapp, saya tanya balik kenapa tidak digabungkan saja?
Dengan begini follow up kepada calon pelanggan bisa lebih mudah tanpa harus mengeluarkan budget iklan terus menerus.
Coba sensasi kemudahan email dan whatsapp ini dengan klik link dibawah ini:
https://kirim.email/whatsapp/
Coba gratis 7 hari berlangganan KIRIM.EMAIL
Selamat mencoba!
-Dion Arfan

Komentar
Posting Komentar