Bismillah…
Tahukah Anda, kemungkinan terjadinya penjualan saat seseorang pertama kali melihat iklan Anda hanya 2%.
Itu artinya, jika ada 100 orang yang baru pertama kali melihat iklan Anda, kemungkinan, ini hanya kemungkinan, yang langsung beli hanya 2 orang.
Ini dengan catatan iklan Anda sudah menarik bagi target pasar atau calon pelanggan Anda.
Bagaimana kalau tidak menarik? Jangan berharap untuk terjadi penjualan ketika pertama kali melihat iklan Anda.
Iklan yang menarik saja pun belum cukup, Anda harus bisa mem-follow up dengan baik.
Maksud dari follow up sendiri untuk apa?
Dari pengalaman saya follow up dimaksudkan untuk mengingatkan kembali bahwa orang tersebut pernah tertarik dengan produk kita.
Dengan follow up kita juga memperkenalkan produk kita lebih dalam kepada calon pelanggan.
Bahasa mudahnya adalah menjalin kedekatan dengan pelanggan.
Untuk menjalin kedekatan tentunya kita harus sering berkomunikasi dengan pelanggan.

Ryan Deiss pendiri Digitalmarketer.com pernah berkata di salah satu videonya:
Bahwa menurut Ryan Deiss secara online, hanya ada 2 cara untuk berkomunikasi dengan calon pelanggan (orang yang sudah tertarik dengan bisnis kita) atau pelanggan (orang yang pernah membeli sebelumnya):
1. Melalui Pixel (contoh: Facebook Custom Audience.)
2. Melalui Email.
Selain kedua cara diatas, komunikasi Anda akan bercampur antara orang yang sudah membeli, sudah tertarik tapi belum membeli, dan yang belum kenal sama sekali.
Mengapa tidak boleh bercampur?
Karena segementasinya sudah berbeda, orang yang sudah pernah membeli dengan orang yang baru pertamakali melihat bisnis Anda akan beda cara penyampaiannya.
Dari video Ryan Deiss diatas juga kita bisa menarik kesimpulan bahwa jika Anda belum pernah menggunakan salah satu dari kedua cara diatas, artinya Anda belum benar-benar berkomunikasi dengan pelanggan.
Sebenarnya khusus market di Indonesia menggunakan channel Whatsapp menjadi nilai tambah dimana Anda bisa berkomunikasi lebih leluasa dan mudah, karena Whatsapp sudah menjadi habit atau kebiasaan umum di Indonesia.
Bahkan transaksipun bisa terjadi dengan mulus di Whatsapp.
Namun kekurangannya adalah Anda akan kesulitan memilah mana yang sudah pernah bertransaksi dengan Anda, mana yang belum.
Menggunakan data dari facebook custom audience Anda bisa retargeting atau menayangkan kembali iklan Anda kepada orang yang pernah mengunjungi website Anda, berinteraksi dengan Anda atau orang yang pernah memberikan alamat emailnya kepada Anda. (Segmennya berbeda)
Tentunya iklan retargeting berbeda dengan iklan yang pertama dilihatnya.
Menggunakan email juga sama, Anda bisa pisahkan data-data email orang yang sudah bertransaksi dan orang yang baru pertamakali tertarik dengan bisnis Anda.
Dengan begini penawaran Anda akan terkirim kepada orang yang tepat sesuai dengan segmentasinya.
____
Di KIRIM.EMAIL kami hadirkan keduanya dimana Anda bisa membuat custom audience di facebook langsung dari database email Anda yang ada di aplikasi KIRIM.EMAIL.
Tanpa export atau import ulang, semua tersinkronisasi secara instan sehingga bisa memangkas aktivitas Anda ketika retargeting.
Seperti apa fiturnya? Tonton langsung demonya disini:
https://kirim.email/customaudience
Selamat mencoba!
-Dion Arfan

Komentar
Posting Komentar